Monday, February 6, 2017

Konfigurasi Pertama Pasca Instalasi Debian (Post-Install Initial Config)

  No comments
Illustrasi - Image Source
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Disini saya akan menuliskan hal-hal yang pertamakali akan saya lakukan ketika Pertama kali login ke sistam operasi Debian yang baru saja diinstall (dalam hal ini Debian 8.6 Jessie).

Artikel ini menggunakan Command Line Interface (CLI) atau Mode Teks untuk melakukan konfigurasinya karena saya menggunakan Debian untuk keperluan OS Server. Sebagian mungkin tidak relevan, dan sebagian mungkin masih relevan dan masih dapat diterapkan pada penggunaan Debian untuk OS Desktop. Juga perhatikan perbedaan versi major Debian yang anda gunakan karena berbeda versi Debian maka nama paket yang tersedia pun besar kemungkinan berbeda,

a. Pengertian
Konfigurasi Pertama (Initial Config) merupakan konfiguras-konfigurasi yang dilakukan pasca instalasi untuk memastikan Sistem Operasi yang diinstall memenuhi dasar Persyaratan untuk masuk ke tahap selanjutnya sesuai dengan tujuan awal kita menginstalasi OS tersebut.

b. Latar Belakang
Dikarenakan banyaknya orang yang biasa mengabaikan hal-hal dasar seperti ini sehingga mereka tidak dapat melanjutkan konfigurasi ke tahap selanjutnya.

c. Maksud dan Tujuan
Untuk membantu teman-teman yang ingin mempelajari OS GNU/Linux, khususnya Debian-derivatives (Debian, dan turunan Debian) mengenai hal-hal dasar yang dilakukan ketika Pasca Instalasi.

d. Alat dan Bahan
- OS Debian [kondisi sudah diinstall]
- Koneksi Internet (Disarankan Online untuk melakukan pembaharuan sistem)

e. Waktu yang diperlukan
Waktu yang diperlukan untuk dapat melakukan Konfigurasi dasar ini mulai dari 10 Menit sampai berjam-jam tergantung dari kecepatan Internet masing-masing.

f. Langkah Kerja

1. Setting Interface Jaringan
Setelah instalasi Debian selesai dan teman-teman login untuk pertama kali, hal pertama yang pasti dilakukan adalah mengkonfigurasi Debian agar dapat terkoneksi ke-Jaringan. Konfigurasi ini opsional apabila di jaringan teman-teman memakai DHCP Server dan ketika instalasi Debian berhasil mendapatkan konfigurasi DHCPnya.

Namun apabila Debian akan digunakan untuk Sistem Operasi Server maka wajib hukumnya untuk mensetting IP Address nya menjadi Static. Untuk mensetting konfigurasinya, dapat dilakukan melalui:
~# nano /etc/network/interfaces
Namun, sebelumnya pastikan kalian mengetahui nama interface yang akan kalian setting. Dapat dicek melalui
~# ip link show
Beberapa contoh konfigurasi yang dapat kalian pakai:
-- DHCP
auto <nama interface>
iface <nama
 interface> inet dhcp
-- Static
auto <nama interface>
iface <nama interface> inet static
address 192.168.1.1
netmask 255.255.255.0
dns-nameservers 192.168.1.254
broadcast 192.168.1.255
network 192.168.1.0
gateway 192.168.1.254
Kemudian simpan dengan CTRL + X lalu "y".
Setelah itu restart service Networking dengan:
~# service networking restart
2. Koreksi Hostname dan Full Hostname
Terkadang kita hanya asal memasukkan Hostname dan Domain ketika melakukan Instalasi Debian. Padahal hal ini penting terlebih apabila PC/Server kita berada di Jaringan Public, karena Hostname & Full Hostname merepresentasikan PC/Server kita ketika berada di Jaringan.
~# nano /etc/hosts
Defaultnya file akan terisi seperti ini:
127.0.0.1 localhost
127.0.1.1 fajar

Kita akan ubah menjadi seperti ini:
127.0.0.1 localhost
192.168.10.1 fajar.smkn1pedan.id fajar
Setelah itu simpan dengan menekan CTRL+X lalu "y"
Kemudian kita edit file /etc/hostname dan isikan dengan Hostname yang bukan FQDN
~# nano /etc/hostname
Lalu kita reboot.

3. [ Opsional ] Perbaiki Settingan Locales
Apabila kita melakukan Instalasi tanpa koneksi Internet, maka ada kemungkinan ketika kita melakukan Instalasi Package akan mendapat pesan Locale Error, bagaimana cara membenarkannya? Yaitu dengan melakukan setting ulang Package Locales
~# dpkg-reconfigure locales
Kita beri checklist pada id_ID.UTF-8 UTF-8 dan untuk Default Locale pilih en_US.UTF-8.

4. Edit Repository List Aptitude (Package Manager)
Apabila Debian teman-teman sudah dapat terkoneksi ke Jaringan, saatnya kita edit file Repository List Aptitude teman-teman.
~# nano /etc/apt/sources.list
--------------- atau ---------------
~# apt edit-sources
Beberapa list Repository Lokal yang dapat kalian gunakan (pilih salah satu):
-- Kambing UI
deb http://kambing.ui.ac.id/debian jessie main contrib non-free
deb-src http://kambing.ui.ac.id/debian jessie main contrib non-free
-- Kartolo Datautama
deb http://kartolo.sby.datautama.net.id/debian jessie main contrib non-free
deb-src http://kartolo.sby.datautama.net.id/debian jessie main contrib non-free
Save lalu lakukan update cache dengan:
~# apt update
5. Perbarui Paket-paket Sistem
Setelah Cache Aptitude nya diperbarui (No.2) lakukan Pembaruan Sistem untuk memastikan versi kernel dan paket-paket aplikasi yang kita gunakan adalah versi terbaru. Yang mana dengan menggunakan versi terbaru maka kecil kemungkinan kita akan mengalami Bug, Celah, atau Error yang dapat membahayakan atau mengganggu sistem* (tergantung Channel Branch yang digunakan).
~# apt upgrade
Apa bedanya apt upgrade dengan apt dist-upgrade? Teman-teman dapat melihat pertanyaan yang sudah dijawab di forum Askbuntu.comWhat is “dist-upgrade” and why does it upgrade more than “upgrade”?

6. Remote Server: OpenSSH (Untuk metode lain: Klik disini)
Untuk keperluan manajemen yang lebih baik dan fleksibel, kita dapat menggunakan protokol SSH. Secara default, OpenSSH Server tersedia sebagai Pilihan Opsional ketika kalian melakukan Instalasi Debian. Namun apabila kalian tidak memberikan checklist ketika instalasi, kalian dapat menginstallnya dengan:
~# apt install openssh-server
Setelah instalasi OpenSSH selesai, teman-teman dapat mengakses melalui Client yang mempunyai SSH Client. Entah menggunakan Terminal Linux atau Aplikasi Third-Party seperti PuTTY, Bitvise SSH Client, XShell, dsb.

7. [Opsional] Install Aplikasi Monitoring Server
Tool Monitoring Server amat berguna terlebih bila digunakan di Headless Computer seperti Server untuk mengawasi kesehatan Servernya, dimana tidak ada Monitor, Keyboard, ataupun Mouse pada Komputer tersebut.

Beberapa Tool monitoring yang dapat kalian gunakan:
1. netdata (Web Based) -- Artikel -- Official
2. Monitorix (Web Based) -- Official
3. Glances (Text & Web Based) -- Official

g. Referensi
--

h. Kesimpulan
Melakukan konfigurasi awal adalah sesuatu yang penting untuk dilakukan agar dapat melanjutkan konfigurasi-konfigurasi selanjutnya, karena konfigurasi awal inilah yang menjadi pondasi untuk melakukan konfigurasi lanjutan.

Sekian yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat bagi teman-teman semua :)
Dan seperti biasa, Terima Kasih.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

No comments :

Post a Comment